Bullying dapat dilakukan dalam berbagai
hal, mulai dari yang mengenai fisik (memukul, mendorong, mencubit, menendang),
dalam bentuk perkataan (mengejek nama, mengancam, memaki, menghina, mencibir, menghujat, memfitnah), dan tindakan pelecehan seksual.
Sering
diacuhkan, nyatanya korban bullying
dapat mengalami gangguan mental seperti menjadi minder, rentan depresi,
gangguan kecemasan, dan lainnya. Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal The American Journal of Psychiatry
memperlihatkan bahwa mereka yang menjadi korban bullying di masa anak-anak akan
mengalami gangguan mental, fisik, dan kognitif hingga empat puluh tahun setelahnya. Fakta yang mengejutkan bukan?
Hingga
pertengahan tahun 2018, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan
setidaknya ada 161 kasus bullying yang
dilaporkan dan dipastikan masih banyak kasus yang tidak diketahui. Salah satu
artis cilik Indonesia, Tina Toon, juga menceritakan pengalamannya ketika ia
menjadi korban bullying sewaktu duduk
di bangku SD-SMP. Melalui salah satu
segmen Superyouth Generation, yaitu Cerita Zeru, Tina Toon membagikan pesan penting kepada teman-teman yang saat ini menjadi korban bullying di lingkungannya.
"Apapun
yang orang lakukan ke kamu, ingat kamu punya Tuhan dan keluarga yang akan
menjadi kekuatan kamu. Balas orang-orang yang mem-bully kamu dengan prestasi."
Mari
kita hentikan budaya bullying di
Indonesia, demi membangun generasi muda yang berkualitas. Keputusan Anda untuk mendukung program Superyouth Generation adalah
salah satu cara yang tepat. Terima kasih Mitra CBN! Berkat Anda banyak
anak-anak muda yang dipulihkan kehidupannya dari dosa atau pengaruh buruk
lingkungan. Tuhan memberkati!